Kaizen: Pengertian, Implementasi dan Dampaknya Buat Pekerja Jepang
Bagi kamu yang akan bekerja di Jepang, ada satu konsep yang wajib kamu ketahui: Kaizen.
Kaizen, sebuah kata dalam bahasa Jepang yang berarti perbaikan berkelanjutan. Tidak hanya merupakan sebuah konsep; Kaizen adalah filosofi hidup yang telah membentuk cara kerja dan berpikir banyak perusahaan dan individu di Jepang.
Artikel ini akan membawa kamu memahami kaizen, bagaimana implementasinya, dan bagaimana kamu sebagai pekerja baru di Jepang dapat menyesuaikan diri dengan konsep ini.
Pengertian Kaizen
Konsep Kaizen adalah tentang membuat perubahan kecil secara berkelanjutan untuk memperbaiki produktivitas, efisiensi, kualitas, dan secara umum, kepuasan kerja.
Ini bukan tentang perubahan besar yang terjadi dalam semalam, tetapi tentang perbaikan kecil dan konsisten yang terakumulasi seiring waktu.
Asal-usul dan Sejarah Kaizen di Jepang
Konsep kaizen di Jepang mulai populer setelah Perang Dunia II. Pasalnya, konsep ini memuat usaha negara tersebut untuk bangkit dari kerusakan perang.
Filosofi Kaizen dipelopori oleh para ahli seperti W. Edwards Deming, yang menyarankan perusahaan Jepang untuk menerapkan praktik perbaikan berkelanjutan guna meningkatkan kualitas dan efisiensi.
Dari sana, kaizen menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kerja Jepang. Sehingga, kamu dapat melihatnya dalam berbagai cara perusahaan-perusahaan besar dan kecil beroperasi.
Implementasi Kaizen
Ada 3 strategi implementasi Kaizen dalam budaya kerja di Jepang. Tentu saja, ini akan memberi pengaruh pada semua pekerja di negeri Sakura.
5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke)
Salah satu cara paling populer dalam menerapkan kaizen adalah melalui sistem 5S, yang masing-masing berarti Sort (Seiri), Set in order (Seiton), Shine (Seiso), Standardize (Seiketsu), dan Sustain (Shitsuke). Sistem ini menekankan pada organisasi, kebersihan, dan disiplin di tempat kerja sebagai fondasi untuk perbaikan berkelanjutan.
- Sort (Seiri): Tahap ini berkaitan dengan mengeliminasi barang-barang yang tidak perlu di tempat kerja. Kamu harus memisahkan alat, bahan, dan informasi yang diperlukan dari yang tidak diperlukan, dan menghilangkan yang tidak perlu.
- Set in Order (Seiton): Setelah kamu menyortir barang-barang yang tidak perlu, langkah berikutnya adalah mengatur sisa barang-barang tersebut sehingga mudah diakses dan digunakan.
- Shine (Seiso): Tahap ini berfokus pada kebersihan dan bagaimana caramu memiliki tempat kerja yang bersih. Kebersihan rutin dapat membantu mengidentifikasi masalah seperti kebocoran, aus, atau kegagalan peralatan lebih awal. Sehingga, masalah bisa diatasi sebelum menjadi serius.
- Standardize (Seiketsu): Langkah ini melibatkan pembuatan standar untuk proses Seiri, Seiton, dan Seiso, sehingga kegiatan-kegiatan tersebut menjadi rutin dan konsisten di seluruh tempat kerja.
- Sustain (Shitsuke): Sustain adalah tentang memelihara dan memperkuat standar yang telah ditetapkan melalui pelatihan berkelanjutan dan praktik-praktik baik.
PDCA (Plan-Do-Check-Act)
Siklus PDCA adalah metode lain yang sering digunakan dalam kaizen untuk memfasilitasi perbaikan berkelanjutan. Ini adalah proses iteratif yang melibatkan perencanaan (Plan), pelaksanaan (Do), pemeriksaan (Check), dan tindakan (Act) untuk memastikan bahwa perbaikan terus menerus dilakukan.
Kemampuan Pemecahan Masalah
Kaizen juga memerlukan kemampuan pemecahan masalah yang kuat, karena ide-ide untuk perbaikan sering kali muncul dari mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah-masalah kecil dalam proses kerja.
Studi Kasus Penerapan Kaizen
Contoh kaizen di industri Jepang bisa dilihat di banyak perusahaan besar, seperti Toyota. Toyota tidak hanya menerapkan kaizen dalam proses manufakturnya melalui Toyota Production System, tetapi juga mendorong semua karyawannya untuk terus mencari cara untuk memperbaiki pekerjaan mereka. Hasilnya, Toyota menjadi salah satu perusahaan otomotif terdepan di dunia.
Bagaimana Cara Pekerja Menyesuaikan Diri dengan Kaizen?
Pertama, buka pikiranmu terhadap pembelajaran dan perubahan. Mengadopsi kaizen berarti kamu harus siap untuk terus-menerus mencari cara untuk memperbaiki pekerjaanmu. Bahkan, ketika itu berarti mengubah cara kamu bekerja selama ini.
Kedua, jangan takut untuk memberikan saran perbaikan, tidak peduli seberapa kecil. Di Jepang, setiap ide yang dapat meningkatkan proses kerja sangat dihargai.
Terakhir, pelajari dan praktikkan etos kerja 5S dan PDCA. Ini akan membantumu menginternalisasi kaizen tidak hanya sebagai metode kerja, tetapi sebagai cara hidup.
Bagi kamu yang akan memulai karir di Jepang, memahami dan mengadopsi kaizen bisa menjadi kunci suksesmu. Ingat, dalam kaizen, tidak ada kata terlalu kecil untuk diperbaiki, dan setiap langkah kecil adalah langkah menuju kesempurnaan. Selamat berkaizen!
Belajar Bahasa Jepang untuk Kerja Ke Jepang
Bisa lulus tes bahasa Jepang yang dibutuhkan untuk kerja di Jepang dalam waktu 2.5 bulan saja